Home » » Kemiripan Bahasa Jepang dengan Bahasa Jawa

Kemiripan Bahasa Jepang dengan Bahasa Jawa

Written By Unknown on Senin, 17 Maret 2014 | 3/17/2014



Halo semuanya, gimana kabarnya, baik-baik saja kan? semoga kita semua selalu berada dalam perlindungan-Nya. Udah lama ngga nge-post nih, kali ini saya mau ngebahas tentang sedikit persamaan antara Bahasa Jepang dengan Bahasa Jawa, memang belum pernah ada penelitian tersendiri untuk hal ini, jadi post saya lebih ke opini pribadi saya sendiri sebagai orang Jawa yang mengamati terdapatnya sedikit persamaan antara bahasa Jepang dengan bahasa Jawa khususnya Jawa Banyumasan.

Oke, pertama-tama, sedikit penjelasan dulu deh, bahasa Jepang (日本語, Nihongo) adalah bahasa resmi dari negara Jepang, juga dituturkan oleh beberapa negara yang dulunya pernah dijajah oleh Jepang seperti Korea dan China (minoritas). Sedangkan bahasa Jawa adalah bahasa yang biasa dituturkan oleh suku Jawa yang sebagian besar berada di Pulau Jawa, Indonesia. 

Terus, apa yang kemudian dikatakan menjadi kemiripan antara kedua bahasa yang dari latar belakangnya saja sudah berbeda itu? oke kita mulai, dalam bahasa Jawa, terdapat sebuah istilah yang disebut unggah-ungguh, atau tingkat kesopanan dalam penggunaan kata-kata, seperti yang digunakan saat berbicara dengan orang yang lebih tua, saat berkenalan, maupun dalam suasana formal (kantor, sekolah, dll). Dalam bahasa Jepang, ada hal yang menyerupai unggah-ungguh tersebut, yaitu (丁寧語) Teineigo, adalah kata-kata yang dipergunakan untuk berbicara kepada orang yang memiliki jabatan lebih tinggi, lebih tua, maupun saat pertama kali bertemu (berkenalan). Sebagai contoh, adalah penyebutan diri sendiri dalam percakapan, dalam bahasa Jawa, ketika menyebut diri sendiri saat berbicara dengan orang yang lebih tua, baru dikenal maupun yang memiliki jabatan lebih tinggi, menyebutkan "saya" adalah dengan "kulo/kawulo", sedangkan saat berbincang dengan orang yang sudah akrab, dalam jawa banyumasan menggunakan "inyong/nyong", di bahasa Jepang, terdapat hal yang serupa, yaitu saat pembicaraan formal, dengan orang yang lebih tua, orang yang memiliki jabatan lebih tinggi dan saat berkenalan, kata "saya" menggunakan "私/ watashi", dan saat percakapan biasa dengan orang yang sudah akrab, dapat menggunakan "ore, atashi dan boku", namun dalam bahasa Jepang, penggunaanya lebih fleksibel, sehingga tidak melulu harus seperti itu, misalnya saja kata "ore" juga dapat dipergunakan saat berbincang dengan orang yang lebih tua.

Selain itu, baik dalam bahasa Jawa maupun bahasa Jepang, terdapat perbadaan perkataan yang menjadi ciri khas di beberapa daerah, atau yang biasa disebut dialek. Di bahasa Jawa, terdapat beberapa dialek seperti dialek Banyumasan, dialek Semarang, dialek Yogyakarta, dialek Surakarta dan lain-lain, begitu juga dalam bahasa Jepang, terdapat beberapa dialek seperti dialek Hokkaido, Tohoku, Kanto, Kansai, Hokuriku, dan lain sebagainya. 

Ya mungkin itu saja dulu deh, pembahasan tentang kemiripan antara bahasa Jawa dengan bahasa Jepang, bukan maksud saya buat mebangding-bandingkan antara keduanya, ya hanya sekedar sharing pengetahuan dan opini aja. Kalau ada yang tidak berkenan, ya mohon dimaafkan. Saran saya, buat siapapun kita dan dimanapun kita tinggal, jangan pernah lupa untuk selalu menjaga dan melestarikan budaya bangsa kita, namun jangan terlalu kolot juga untuk menolak budaya-budaya lain, ya ambil sisi positif-nya aja lah.  

Sumber : WIKIPEDIA1  WIKIPEDIA2 WIKIPEDIA3  WIKIPEDIA4
 
SHARE

About Unknown

0 komentar :

Posting Komentar