Review - Killers (2014)
Written By Unknown on Selasa, 03 Juni 2014 | 6/03/2014
Ini dia, film yang udah lumayan lama ditunggu, tayang perdana sejak awal tahun ini, akhirnya bisa nonton juga, maklum lah, penikmat film gratisan, jadi nunggu filmnya rilis versi DVD dan ada yang upload, ahh sudahlah, kali ini saya mau nge-review sembari ngasih sedikit opini saya soal film ini. Film ini sendiri kayanya jadi film thriller pertama yang merupakan kerja sama sineas dari Indonesia dengan sineas dari Jepang, pantes aja kalo ekspektasi saya dan banyak penikmat film cukup tinggi untuk film ini.
Film ini bercerita tentang seorang pembunuh psikopat Jepang, yang tanpa sengaja membangkitkan jiwa pembunuh dari seorang jurnalis Indonesia. Tapi tentu saja filmnya tidak sesimpel itu, jadi pada film ini akan memperlihatkan dua sudut pandang, dari sang psikopat Jepang, Nomura (Kazuki Kitamura), dan seorang jurnalis Indonesia yang pada akhirnya jadi seorang pembunuh juga, Bayu (Oka Antara). Selain Kazuki dan Oka, jajaran cast film ini juga cukup mentereng, ada Luna Maya, yang berperan menjadi mantan istri Oka, dan Rin Takanashi, yang terkenal berkat peranya di serial Super Sentai Samurai Sentai Shinkenger sebagai Shiraishi Mako/Shinken Pink, disini dia berperan sebagai seorang penjual bunga yang hanya tinggal berdua dengan adiknya.
Saatnya membahas ceritanya, pertama mengenai Nomura. Seorang lelaki yang berpenampilan menarik, baik hati di depanya, namun ternyata menyimpan monster di dalam dirinya. Hobinya adalah membunuh, dan menguploadnya di internet. Para korbanya kebanyakan para perempuan, karena masa lalu kelamnya dengan kakak perempuanya. Sampai pertemuanya dengan Hisae (Rin Takanashi), seorang perempuan yang sebenarnya bisa membuatnya tertarik, namun pada akhirnya dia dibunuh juga oleh Nomura.
Sedangkan Bayu, seorang jurnalis di Jakarta, yang kehidupan keluarganya sedang mengalami kekacauan karena perpisahanya dengan istrinya, Dina (Luna Maya), juga karena masalah pekerjaanya. Dia suka menonton video-video yang diupload oleh Nomura, dan tanpa sadar membuatnya menjadi terobsesi dengan pembunuhan, dan mulai melakukan tindakan tersebut, dan ikut menguploadnya ke internet. Hingga akhirnya Nomura berhasil menemukanya dan melakukan percakapan di internet. Nomura seolah-olah memberikan dorongan kepadanya untuk mulai menjadi pembunuh psikopat seperti Nomura. Hingga hidupnya makin kacau karena tindak perbuatanya itu.
Film ini sebenarnya punya ide yang sangat bagus, mulai dari menggabungkan dua kisah pembunuh dari budaya yang berbeda, juga memperlihatkan bagaimana tindak tunduk mereka berdua menjalani kehidupanya. Namun sayangnya, di film ini, The Mo Brothers sebagai sutradara, kurang menunjukan "kegilaan" mereka seperti yang mereka tunjukan di film-film mereka yang lainya. Disini mereka kurang all-out dalam hal adegan-adegan gore-nya, padahal di film-film mereka sebelumnya, mereka benar-benar all out, coba lihat saja bagian Libido dari film ABC's of Death ataupun Safe Heaven dari V/H/S 2. Hal tersebut cukup mengecewakan saya, karena track record mereka membuat saya mempunyai ekspektasi besar untuk film ini, namun nyatanya, hasilnya kurang memuaskan.
Kalau boleh memberi rating, saya akan memberi 5.5/10, sebuah ide yang bagus untuk menggabugkan kisah dari Jepang dan Indonesia, namun sayangnya tidak disertai dengan cerita dan adegan yang memuaskan, jadi bagaimanapun juga, acungan jempol tetap saya berikan untuk mereka, namun saya berharap untuk film-film mereka kedepanya, semoga dapat jauh lebih baik lagi dari ini.
0 komentar :
Posting Komentar